TINTAPUTIH - Kota Tasikmalaya tergolong daerah yang rawan terjadi inflasi. Hal ini salah satunya akibat Kota Tasikmalaya bukan daerah penghasil bahan pangan. Sehingga mayoritas masyarakat harus membeli semua kebutuhan pangannya.
"Kita itu kan kota, inflasi cenderung akan tinggi, walaupun sekarang trennya terkendali. Hanya saja potensi inflasi naik tinggi, karena kita bukan penghasil kebutuhan pangan, kita gak punya lahan," kata Pj Wali Kota Cheka Virgowansyah, Senin (17/7/2023).
Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah membangun gerakan masyarakat untuk menanam tanaman pangan di pekarangan rumahnya. Walau pun dilakukan dalam kapasitas produksi kecil, tapi jika dilakukan secara masif akan memberi dampak positif mencegah terjadinya inflasi.
Penanaman pohon rawit, bawang, tomat dan sejenisnya, diyakini akan membuat laju inflasi tertahan. Masyarakat yang tidak perlu mengeluarkan uang untuk sekedar kebutuhan bumbu atau rempah, menurut Cheka sangat berpengaruh untuk meredam lonjakan inflasi.
"Oh jelas berpengaruh sekali, minimal masyarakat untuk urusan cabai, bawang dan tomat tak usah beli. Itu sudah sangat membantu meredam inflasi," kata Cheka.
Baca Juga: Cantiknya Gadis Payung Khas Tasikmalaya di Event Oneprix
Kondisi itu menurut Cheka kemudian mendorong pihaknya menggulirkan program sejuta tanaman pangan cegah inflasi di Kota Tasikmalaya atau disingkat Setaman Cinta.
Program yang sebenarnya sudah berjalan itu, dikemas ulang dalam nama yang menarik dan diharapkan bisa diikuti dengan masif oleh masyarakat.
"Sebenarnya selama ini pemanfaatan pekarangan untuk ditanami tanaman pangan sudah berjalan terutama oleh KWT (kelompok wanita tani). Tapi dari 164 KWT yang ada memang baru 62 yang sudah bergerak. Nah dengan Setaman Cinta ini kita gebyarkan kembali," kata Cheka.
Dia mencanangkan bisa membagikan satu juta bibit tanaman pangan kepada masyarakat Kota Tasikmalaya. Di program ini juga dilakukan zonasi per kecamatan. Setiap kecamatan diberi spesialisasi jenis tanaman.
"Misalnya untuk Kecamatan Indihiang menanam bawang, untuk Kecamatan Cibeureum cabai rawit, dengan begitu kita mudah untuk memetakan, termasuk kalau hasilnya melimpah kita mudah untuk membantu menjual. Kan kita juga siapkan aplikasi untuk melakukan pemantauan," kata Cheka.
Terkait pengadaan satu juta bibit tanaman, Cheka mengakui pemerintah sejauh ini belum memberikan alokasi dari APBD. Namun mengandalkan bantuan pihak lain seperti Bank Indonesia, serta swadaya masyarakat. Dia mengakui jika sepenuhnya ditanggung APBD, cukup besar, mencapai miliaran rupiah.
"Belum pakai APBD. Kita maksimalkan dulu peran KWT ini serta kemandirian masyarakat. Kalau pembagian bibit yang sekarang dilakukan ini dibantu juga oleh Bank Indonesia," kata Cheka.
Artikel Terkait
Pernah Ditanya Anak Mengapa Langit Berwarna Biru, Ini Jawabannya
Ulasan Lengkap Berselancar di Pantai Batukaras Pangandaran
Sejarah Singkat Vespa Klasik, Dari Italia Menyebar ke Pelosok Dunia
Ragam Seri Vespa Klasik, Semakin Tua dan Langka Semakin Mahal
Mengenal Enrico Piaggio dan Dell'Orto, Dua Sosok Penting di Balik Vespa Klasik
Mengenal Aneurisma, Penyakit yang Menewaskan Influencer Kebugaran Tubuh
Janelle Monae Dihujat Gegara Perlihatkan Payudara saat Manggung
Sangat Memotivasi, Simak 10 Quotes Tokoh Dunia
10 Quotes Lucu, Menghibur Namun Tetap Memotivasi