Ratu Elizabeth Tidak Pernah Sekolah

TINTAPUTIH - Ratu Elizabeth II atau Elizabeth Alexandra Mary adalah pemimpin dunia tertua, setelah dinobatkan sebagai Ratu Inggris tahun 1953.

Ia juga sebagai pemimpin monarki terlama Inggris Raya, sehingga ia lebih populer dari raja dan ratu Inggris lainnya. Sejak kecil sudah dididik secara privat di rumahnya.

Itu artinya Ratu Elizabeth II tidak pernah masuk sekolah konvensional, ia sejak kecil belajar penuh di rumahnya (homeschooling).

Baca Juga: Cuaca Kabupaten Pangandaran Hari Ini : Diprediksi Hujan Sepanjang Hari

 Awalnya Elizabeth tidak pernah diunggulkan menjadi pewaris Tahta kerajaan inggris. Dalam garis suksesi Tahta Elizabeth ini berada di posisi ketiga setelah pamannya Edward ke-8 dan ayahnya George keenam.

Namun pada tahun 1936 kakeknya raja George ke-V meninggal, Edward pun menggantikannya sebagai raja, tapi tidak lama Edward ke-8 harus turun tahta karena berniat menikahi seorang janda.

Elizabeth khirnya naik tahta yang secara otomatis menjadikannya sebagai Putri mahkota atau penerus Tahta berikutnya.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Meninggal, Pangeran Charles Jadi Raja, Lagu Kebangsaan Diubah Menjadi God Save The King

Sang ratu bergabung di militer selama Perang Dunia Kedua,  Elizabeth pernah menyampaikan keinginannya untuk ikut mnyerbu di perang dunia ke-2 saat masih berusia 13 tahun, lalu pada bulan Februari 1945 ia bergabung dengan Wins excelery teritorial service, ia dilatih menjadi sopir dan mekanik lalu dipromosikan menjadi komandan Junior kehormatan.

Diusia 13 tahun pulalah Elizabeth mengakui telah jatuh cinta dengan sepupunya Pangeran Phillip, mereka saling berkirim surat dan bertunangan saat Elizabeth berusia 21 tahun

Pernikahan dilangsungkan pada bulan November 1947 dan karena Britania Raya belum pulih sepenuhnya dari kehancuran pasca perang dunia, kerajaan harus berhemat bahkan pernikahan Elizabeth pun dibayar dengan kupon, ransum dan suplemen.

Baca Juga: Jangan Percaya, 5 Mitos Minum Kopi yang Paling Populer

 Pada tahun 1952 ia naik tahta menggantikan ayahnya dan menjalankan kemonarkian yang penuh dinamika, termasuk upaya pembunuhan nya saat perayaan trooping the colour di tahun 1981, enam tembakan jarak dekat diarahkan ke Ratu. Pelakunya saat itu diketahui berusia 17 tahun.***