TINTAPUTIH - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menilai pro dan kontra yang muncul seiring penetapan Ibu Kota Negara (IKN) baru bernama Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan hal yang biasa.
Menurut Kang Dedi -sapaan Dedi Mulyadi- hal tersebut sah terjadi karena iklim demokrasi di Indonesia membuka ruang bagi siapapun untuk menyampaikan pendapat.
"Tetapi yang mestinya dihindarkan adalah kita tidak menggunakan kata-kata yang bisa dianggap merendahkan martabat orang lain, kehormatan orang lain dan tidak memuliakan tempatnya orang lain," ujar Kang Dedi, Selasa 25 Januari 2022.
Dia menilai semua tempat di belahan Indonesia indah dan potensial.
Salah satunya Kalimantan yang kini menjadi sentra kepentingan ekonomi dan konservasi nasional bahkan dunia.
Baca Juga: 29 Titik Pohon Tumbang Sebabkan Kemacetan di Kota Tasikmalaya
"Karena di Kalimantan itulah udara bersih bisa kita dapatkan dari hamparan hutan yang menjadi paru-paru dunia. Dari Kalimantan itulah batubara dihasilkan, dari Kalimantan itulah kayu-kayu baik dihasilkan," katanya.
Saat ini, Kang Dedi mengatakan, yang harus dipikirkan ke depan adalah bersama-sama untuk tetap menjaga IKN agar dibangun dalam tata ruang memadai tanpa merusak Kalimantan.
"Sehingga ruang-ruang konservasi sebagai paru-paru dunia harus menjadi sendi utama dalam kebijakannya. Pertumbuhan ekonomi bisa selaras dengan pelestarian lingkungan. Prinsip-prinsip itulah yang harus kita jaga bersama dibanding kita terus menerus berkonflik yang melahirkan isu SARA," ucapnya.
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi dan Komisi IV Prihatin Kondisi Perbukitan Di Sukawening Garut.
Dedi Mulyadi Jadi Orangtua Angkat Santriwati Korban Pencabulan Guru Pesantren Bandung
Dedi Mulyadi Minta Kapolda Tindak Penebangan Pohon dan Penambangan Emas Liar di Gunung Gelap Garut
Dedi Mulyadi Imbau Desa Membuat Aturan untuk Menjaga Lingkungan
Dedi Mulyadi Menangis di Rumah Keluarga Korban Tabrakan Nagreg
Dedi Mulyadi Ganti Kerusakan Sepeda Motor yang Dipinjam Korban Tabrakan Nagreg
Nama Dedi Mulyadi Mencuri Perhatian di Hasil Survei Pemilihan Presiden
Masuk 10 Besar Hasil Survei Calon Presiden, Ini Jawaban Dedi Mulyadi
Peluang Dedi Mulyadi Jadi Capres, Pengamat : Lebih Berpeluang di Jabar
Dedi Mulyadi: Kajati Terima Suap Harus Diganti, Tapi Kalau Rapat Berbahasa Sunda Apa Salahnya?