Dedi Mulyadi: Pejabat Kementan yang Pergi ke Luar Negeri Saat Wabah PMK Sebaiknya Mundur

- Kamis, 9 Juni 2022 | 12:30 WIB
Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi

TINTAPUTIH- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai Kementerian Pertanian (Kementan) tak serius dalam mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak. Padahal jumlah hewan ternak yang mati saat ini terus bertambah dan meluas ke berbagai daerah di Indonesia.

“Ada problem besar tapi dianggap kecil,” tegas Kang Dedi Mulyadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Eselon 1 Kementan di Gedung DPR RI, Rabu (8/6/2022).

Menurut Dedi langkah pertama yang seharusnya dilakukan oleh Kementan adalah memusnahkan hewan yang telah terkena PMK agar tidak menular ke yang lain. Selanjutya hewan tersebut diganti oleh Kementan.

Baca Juga: Peran Duo Persib dalam Terciptanya Dua Gol Timnas Indonesia atas Kuwait, Rachmat Irianto 'From Zero to Hero'

Jika harus menunggu vaksin hal tersebut akan lama. Sementara tidak semua orang adalah peternak besar yang bisa mengasuransikan hewan. Banyak peternak yang hanya memiliki satu hingga empat ekor dan itu disiapkan untuk kebutuhan Idul Adha mendatang.

“Saya katakan dari awal seharusnya negara merumuskan kebijakan awal dulu untuk memusnahkan dan mengganti, kedua mengkoordinasikan tanya seluruh gubernur panggil seluruh wali kota/bupati sampaikan bahwa ada ancaman pada rakyat kita,” ucapnya.

Dedi pun yakin untuk menangani hal tersebut Kementan tidak memiliki data sebaran dokter hewan di daerah. Padahal dokter tersebut bisa sangat membantu ternak di daerah yang terkena PMK.

“Saya setiap hari bertemu dengan peternak tidak ada mereka pengetahuan soal PMK. Saya pastikan tidak ada dokter hewan yang ke kandang, tidak ada disinfektan ke kandang, tidak ada suntik vitamin, kalaupun ada itu sampel. Turun instruksi, datang tiga orang, foto selfie kemudian balik lagi. Ini problem,” ujar Dedi.

Baca Juga: Kemenag Buka Beasiswa PTKIN Buruan Daftar, Ini Syaratnya

Di sisi lain Dedi pun mempertanyakan rasa nasionalisme para pejabat di Kementan yang belum lama ini pergi ke Brazil. Padahal di Indonesia sedang dirundung oleh virus PMK.

“Negara lalai, pemimpin yang lebih memilih ke luar negeri dibanding tengok rakyat kita. Saya secara pribadi miris hati kebangsaan saya, di tengah rakyat bergulat dengan ancaman kematian dan kemiskinan bapak (pejabat Kementan) malah ke luar negeri dengan berbagai argumentasi. Kalau hanya diplomasi cukup satu orang gak usah semua. Apakah bapak kalau tidak ikut ke luar negeri akan diberhentikan jadi Dirjen? Di mana nurani bapak? Lebih baik mundur saja,” sesal Kang Dedi.

Ia pun tak habis pikir dengan Kementan yang dalam setiap kesempatan selalu berargumentasi menunggu vaksin PMK dari luar negeri. Vaksin tersebut baru akan datang pada Juli mendatang sementara virus terus menyebar dan meluas.

Baca Juga: Membanggakan, Anak Muda Tasikmalaya Lulus Fakultas Kedokteran Unpad di Usia 19 Tahun

Kang Dedi berharap penanganan PMK sama dengan Covid-19. Sebab kedua virus tersebut sama-sama memiliki dampak kematian dan menimbulkan kemiskinan pada masyarakat khususnya petani dan peternak.

Halaman:

Editor: Faizal Amiruddin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Iwan Bule Nyatakan Kesiapan Berlaga di Pilgub Jabar

Minggu, 26 Februari 2023 | 12:02 WIB

Harapan Baru Viman Alfarizi untuk Kota Tasikmalaya

Rabu, 22 Februari 2023 | 15:42 WIB

84 Persen Kepala Daerah Terpilih Disokong Cukong

Senin, 19 September 2022 | 08:53 WIB

7 Instruksi AHY agar Partai Demokrat Menang di Jawa Barat

Minggu, 18 September 2022 | 17:24 WIB

Viman Dianggap Bisa Jadi Harapan Baru Masyarakat

Jumat, 19 Agustus 2022 | 21:04 WIB

Terpopuler

X