TINTAPUTIH- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menilai Kementerian Pertanian (Kementan) tak serius dalam mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak. Padahal jumlah hewan ternak yang mati saat ini terus bertambah dan meluas ke berbagai daerah di Indonesia.
“Ada problem besar tapi dianggap kecil,” tegas Kang Dedi Mulyadi saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Eselon 1 Kementan di Gedung DPR RI, Rabu (8/6/2022).
Menurut Dedi langkah pertama yang seharusnya dilakukan oleh Kementan adalah memusnahkan hewan yang telah terkena PMK agar tidak menular ke yang lain. Selanjutya hewan tersebut diganti oleh Kementan.
Jika harus menunggu vaksin hal tersebut akan lama. Sementara tidak semua orang adalah peternak besar yang bisa mengasuransikan hewan. Banyak peternak yang hanya memiliki satu hingga empat ekor dan itu disiapkan untuk kebutuhan Idul Adha mendatang.
“Saya katakan dari awal seharusnya negara merumuskan kebijakan awal dulu untuk memusnahkan dan mengganti, kedua mengkoordinasikan tanya seluruh gubernur panggil seluruh wali kota/bupati sampaikan bahwa ada ancaman pada rakyat kita,” ucapnya.
Dedi pun yakin untuk menangani hal tersebut Kementan tidak memiliki data sebaran dokter hewan di daerah. Padahal dokter tersebut bisa sangat membantu ternak di daerah yang terkena PMK.
“Saya setiap hari bertemu dengan peternak tidak ada mereka pengetahuan soal PMK. Saya pastikan tidak ada dokter hewan yang ke kandang, tidak ada disinfektan ke kandang, tidak ada suntik vitamin, kalaupun ada itu sampel. Turun instruksi, datang tiga orang, foto selfie kemudian balik lagi. Ini problem,” ujar Dedi.
Baca Juga: Kemenag Buka Beasiswa PTKIN Buruan Daftar, Ini Syaratnya
Di sisi lain Dedi pun mempertanyakan rasa nasionalisme para pejabat di Kementan yang belum lama ini pergi ke Brazil. Padahal di Indonesia sedang dirundung oleh virus PMK.
“Negara lalai, pemimpin yang lebih memilih ke luar negeri dibanding tengok rakyat kita. Saya secara pribadi miris hati kebangsaan saya, di tengah rakyat bergulat dengan ancaman kematian dan kemiskinan bapak (pejabat Kementan) malah ke luar negeri dengan berbagai argumentasi. Kalau hanya diplomasi cukup satu orang gak usah semua. Apakah bapak kalau tidak ikut ke luar negeri akan diberhentikan jadi Dirjen? Di mana nurani bapak? Lebih baik mundur saja,” sesal Kang Dedi.
Ia pun tak habis pikir dengan Kementan yang dalam setiap kesempatan selalu berargumentasi menunggu vaksin PMK dari luar negeri. Vaksin tersebut baru akan datang pada Juli mendatang sementara virus terus menyebar dan meluas.
Baca Juga: Membanggakan, Anak Muda Tasikmalaya Lulus Fakultas Kedokteran Unpad di Usia 19 Tahun
Kang Dedi berharap penanganan PMK sama dengan Covid-19. Sebab kedua virus tersebut sama-sama memiliki dampak kematian dan menimbulkan kemiskinan pada masyarakat khususnya petani dan peternak.
Artikel Terkait
KAHMI Tasikmalaya Siap Bantu Sukseskan Pesta Demokrasi 2024
Subarna Ajak Masyarakat Perkuat Rasa Cinta Terhadap NKRI
Partai Ummat Usulkan Pemilu 2024 Manfaatkan E-voting Berbasis Blockchain
Amien Rais Hadiri Pelantikan Akbar Sembilan DPD Partai Ummat di Jabar
Dicolek PKS Soal Pendamping Capres 2024, Menparekraf Sandi Fokus Ciptakan Lapangan Pekerjaan
Karena Sosok Amien Rais, "Sang Fenomenal" Makin Jatuh Hati pada Partai Ummat
Didukung 3 Kepala Daerah, Istri Bupati Pangandaran Hj Ida Nurlaela Pede Menang Nyaleg DPR RI 2024
Trio KSB Gerindra Kota Tasikmalaya Diyakini Bisa Memacu Semangat Kader untuk Menyambut Tahun Politik
Mantan Wanhat DPC Gerindra Kota Tasikmalaya Sesalkan Pernyataan Amir Mahpud
Memanas, Hubungan Jokowi dengan PDIP Akibat Ada Sinyal Dukung Gubernur Ganjar Nyapres 2024