Dedi Mulyadi Sebut Menkeu Keliru Melihat Kontribusi Sektor Kehutanan

- Kamis, 30 Juni 2022 | 08:37 WIB
Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi

TINTAPUTIH - Menteri Keuangan Sri Mulyani dinilai keliru kalau melihat kontribusi kehutanan dalam perekonomian, sebatas penjualan kayu. Karena efek keberadaan kehutanan, ke sektor lain sangat besar.

"Kalau dilihat hanya dari penjualan kayu, maka kontribusi ke perekonomian nasional kecil hanya 0,66 persen dari produk domestik bruto. Padahal riil kontribusi di sektor lain, sangat besar. Itu harusnya dilihat," kata Dedi Mulyadi, Wakil Ketua Komisi IV, Rabu (28/6/2022) di Purwakarta.

Dedi memberikan tanggapan setelah Menkeu Sri.Mulyani menyebutkan komposisi sektor kehutanan hanya Rp 5 triliun terhadap PNBP. Kontribusi itu kecil, kata Sri Mulyani dibandingkan sektor lainnya.

Menurut Dedi Mulyadi, melihat kehutanan jangan hanya dari kaca mata jual kayu. Kehutanan memberikan efek besar atas sektor lain.

Kehutanan memberikan kontribusi penting penyediaan sumber air baku untuk industri, untuk waduk yang menggerkan listrik, industri, perikanan sampai ke sektor wisata.

Baca Juga: Pertanyaan dan Keresahan Warga Tasik Terkait Rencana Penataan Jalan HZ Mustofa

Jika semua itu dihitung secara ekonomi, maka nilainya akan sangat besar. Pegunungan tanpa ada hutan, tidak akan lahir sumber air baku untuk PDAM dan lainnya. "Gunung Wayang tanpa ada kehutanan, maka tak akan ada waduk Cirata, Jatiluhur," katanya.

Contoh, Waduk Jatiluhur menjadi pembangkit listrik tenaga air. Nilai pasokan listrik dari Jatiluhur untuk Jawa - Bali, sangat besar nilainya.

Lalu hasil budidaya ikan, setiap tahun juga sangat besar. Dari Waduk Jatiluhur, menjadi bahan baku air sawah ke Karawang, Subang yang luas lahannya ribuan hektar.

Nilai ekonomi dari itu sangat besar. "Penyangga beras nasional sangat tergantung dari daerah itu. Kalau pasokan air dari irigasi tak benar, maka akan terganggu ke proses produksi lahan," katanya.

Sehingga cara pandang atas kehutanan , kata Dedi jangan sempit sebatas jual kayu. Ada nilai ekonomi besar ke bidang lain dari kehutanan. Jika kawasan hutan rusak atau hilang, maka sektor lain akan terganggu atau lumpuh.

Belum lagi sebagai penghasil oksigen yang nilainya juga sangat besar kalau dikonversi secara ekonomi. Makanya, dia melihat bahwa kehutanan ini sangat strategis dalam pembangunan.***

Editor: Faizal Amiruddin

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Iwan Bule Nyatakan Kesiapan Berlaga di Pilgub Jabar

Minggu, 26 Februari 2023 | 12:02 WIB

Harapan Baru Viman Alfarizi untuk Kota Tasikmalaya

Rabu, 22 Februari 2023 | 15:42 WIB

84 Persen Kepala Daerah Terpilih Disokong Cukong

Senin, 19 September 2022 | 08:53 WIB

7 Instruksi AHY agar Partai Demokrat Menang di Jawa Barat

Minggu, 18 September 2022 | 17:24 WIB

Viman Dianggap Bisa Jadi Harapan Baru Masyarakat

Jumat, 19 Agustus 2022 | 21:04 WIB

Terpopuler

X