TINTAPUTIH - Agenda pemilihan rektor Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya terus memunculkan dinamika di kampus negero satu-satunya di Priangan Timur ini.
Terlebih setelah guru besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Muradi memastikan diri untuk maju pemilihan rektor unsil tasikmalaya. Aksi saling dukung mulai terpetakan melalui manuver-manuver yang terjadi.
Ketua Ikatan Keluarga Alumni Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi, Hilma Fanniar Rohman memandang bahwa di alam demokrasi, iklim seperti itu hal lumrah.
"Kompleksitas persoalan yang ada di internal Unsil kiranya membutuhkan sosok rektor baru yang memahami kampus Bukan hanya dari segi akademis, tetapi lebih dari itu ada faktor historis, sosiologis, dan filosofis," ujar Hilma.
Baca Juga: Guru Besar Unpad Prof Muradi Ramaikan Bursa Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya
Tanpa bermaksud mengesampingkan rekam jejak dan kapasitas Prof Muradi sebagai kandidat eksternal yang akan ikut berlaga di pemilihan rektor Unsil, kata Hilma akan sangat sulit bagi sosok eksternal untuk menuntaskan permasalahan yang ada.
Malah dia memandang, kehadiran rektor baru dari luar Unsil justru memiliki resistensi cukup besar.
Meski demikian dia mengakui Prof Muradi memiliki kans yang "patut diwaspadai", terutama berkaitan dengan hak suara sebesar 35 persen yang dimiliki oleh Kemendikbudristek. Dia mensinyalir Muradi "menggenggam" hak suara tersebut.
Disinggung soal 10 nama bakal calon dari internal Unsil yang tersedia, Hilma memandang bahwa semuanya memiliki dedikasi yang sangat tinggi.
"Tetapi ketika ditanya siapa yang memiliki kans tertinggi menjadi rektor, mari kita nantikan proses di internal senat akademik Universitas Siliwangi. Karena sepertinya masih terlalu dini untuk kita berhitung secara kalkulatif. tetapi secara prinsip semuanya memiliki kompetensi dan integritas yang baik," ujar dia.
Sementara salah seorang guru besar Unsil yang juga santer dijagokan untuk maju yakni Prof Iis Marwan hingga kini belum memastikan sikapnya apakah menerima tawaran dari sejumlah rekan-rekan senat untuk maju atau tidak.
Guru besar yang sempat menjabat PLH Rektor Unsil dan aktif di berbagai organisasi ini pun hanya tersenyum saat dikonfirmasi kesiapannya, Rabu 8 Desember 2021.
Prof Iis yang sudah berkiprah di Unsil sejak tahun 1988 ini tak menampik ada aliran dukungan yang meminta dia menahkodai kampus perjuangan ini. Tetapi ia masih harus melihat konstelasi terkini sebelum memutuskan sikapnya, sehingga di memilih untuk tidak berkomentar.
Sebelumnya Wadir Pascasarjana Unsil, Dr. Gumilar menegaskan belum memiliki niat untuk ikut kontestasi itu. Meski termasuk figur yang memenuhi persyaratan, dia memandang banyak figur lain yang lebih layak didukung untuk menahkodai biduk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbesar di Priangan Timur itu. "Kalau niat sih nggak ya, cuma kalau ditakdirkan mah, masa ditolak," ujar Gumilar melempar senyum.
Artikel Terkait
Susun Naskah Akademik DPRD Pangandaran Gandeng Universitas Sangga Buana
Persma Suaka Universitas Perjuangan Tasikmalaya Terus Berkembang
Universitas Perjuangan Tasikmalaya Perkuat Kualitas Pengajar
Manfaatkan Potensi Besar Jejaring Alumni Universitas Siliwangi
Universitas Cipasung dan Universitas Siliwangi Menjalin Kerjasama
Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya Menghangat, Muncul Beberapa Nama Bakal Calon