TINTAPUTIH - Dikotomi calon rektor dari internal dan ekternal kian meruncing di agenda pemilihan rektor Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya. Guru besar Unsil Prof Kartawan yang dihubungi, Senin 13 Desember 2021 misalnya tidak mempermasalahkan siapapun yang akan melanjutkan perjuangan, memajukan, mensejahterakan dan mengangkat harkat dan martabat Unsil yang religius terbuka bagi siapapun.
"Hanya sekali pun terbuka bagi siapa saja yang berhak, tapi tetap ya ada syaratnya yakni antara lain punya rekam jejak yang bersih dan baik, punya komitmen yang yang jelas dan kuat membawa Unsil lebih baik dalam segala hal termasuk mewujudkan kesetaraan hak setiap pegawai Unsil," ujar mantan Rektor Unsil tersebut.
Senada dengan Kartawan, sejumlah mantan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsil pun berharap rektor Unsil ke depan punya rasa memiliki, terutama dalam memastikan cita-cita Unsil yang memberi dampak baik secara nasional dan khususnya untuk Tasikmalaya.
Baca Juga: Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya Penuh Kejutan, Para Calon Mulai Bermanuver
Mereka pun turut menanggapi mengenai rencana guru besar Unpad yakni Prof Muradi yang santer bakal ikut ambil formulir.
Meski kontestasi terbuka untuk peserta dari luar, mereka ragu bahwa kandidat dari ekternal tidak memahami psikologis internal kampus.
"Kalau dipaksakan ini sangat berdampak bagi kondusifitas di dalam internal kampus itu sendiri. Jadi karena masih banyak potensi di internal kampus, maka kawan-kawan alumni berasumsi kita tidak membutuhkan tenaga tambahan dari luar kecuali jika tidak ada calon yang siap untuk menjadi rektor di internal," ujar Rifki Andrehansyah, Wakil Ketua BEM Unsil periode 2019 usai menggelar pertemuan Minggu 22 Desembeer 2021 malam.
Hanya yang pasti dalam pertemuan yang juga diikuti Mantan Presma BEM Unsil 2008 Hilma Fanniar Rohman itu, dia mengajak siapapun yang terpilih diharapkan tetap menjaga nama baik Unsil sebagai kampus perjuangan yang jauh dari dari kepentingan politik praktis.
Mereka menyadari bukan pemilik suara, tetapi dukungan moril dari alumni untuk almamater tercintanya akan terus diberikan. Mereka juga mengapresiasi keberanian dan potensi kader internal yang sudah mengambil formulir pendaftaran. "Potensi-potensi yang ada di internal kampus ini mesti kita dukung secara moril," ujarnya.
Selain bertemu para pengurus BEM dari beberapa angkatan, mereka pun melakukan silaturahmi dengan sejumlah sosok internal Unsil yang sudah mengambil formulir. Rifky juga mengajak teman-teman alumni untuk sama-sama mengawal kondusifitas di kampus kita tercinta ini.
Salah seorang calon rektor dari eksternal Unsil Prof Muradi belum berpikir untuk mundur. Terlebih rencana dia untuk berlaga di pemilihan rektor Unsil semata-mata didasari adanya sejumlah aspirasi dan dukungan dari sebagian anggota senat Unsil. "Insya Allah besok Selasa saya ambil formulir pendaftaran," ujar dia.
Disinggung mengenai adanya polemik soal internal dan eksternal, dirinya justru mengajak civitas akademika Unsil berpikir logis dalam pemilihan rektor Unsil ini.
"Saya justru balik bertanya, Unsil mau dibawa kemana?. Kalau mau jalan di tempat ya terserah. Tetapi saya telah berbicara dan mengajak teman-teman di Unsil untuk bantu saya dalam menjembatani Unsil take off," ujar Muradi.
Dirinya mengajak bahwa civitas akademika Unsil tidak terlalu berpikir konservatif, tetapi lebih menguatkan komitmen untuk bersama-sama memajukan Unsil dan dirinya dengan jejaringnya siap menjembatani aspirasi tersebut.
Menurut dia, setelah dapat aspirasi untuk maju di pemilihan rektor Unsil, dia melakukan observasi dan menemukan fakta bahwa ada sejumlah dosen muda berkualitas yang kesulitan naik pangkat.
Artikel Terkait
Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya Menghangat, Muncul Beberapa Nama Bakal Calon
Guru Besar Unpad Prof Muradi Ramaikan Bursa Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya
Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya, Kehadiran Calon Eksternal Memicu Dinamika
Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya, Hari Pertama Pendaftaran Tiga Bakal Calon Ambil Formulir
Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya, Bakal Calon Menjadi 5 Orang