TINTAPUTIH - Meski lebih dari sepuluh tahun meninggalkan Universitas Siliwangi (Unsil), Prof Ahman Sya tidak begitu saja melupakan kampus yang turut membesarkan namanya. Ia pun mengaku tetap intens berkomunikasi dan menjalin silaturahmi dengan civitas akademika Unsil.
Ya, sejak terpilih jadi Rektor BSI dan Ars Internasional Bandung, karier alumni University of Ghent (1996) Belgia kelahiran Kawali Kabupaten Ciamis ini makin melejit hingga mendapat amanah jadi Direktur Jenderal Ekonomi kreatif seni dan budaya Kementrian pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.
Tak heran ketika Unsil ada acara, termasuk saat Pemilihan Rektor Unsil, ia pun turut meneropong kontestasi kepemimpinan yang tengah berlangsung.
Maka sebagai bentuk rasa memiliki dan keingingan untuk melanjutkan cita-cita dan ide-ide para pendiri Unsil, ia pun memanfaatkan momen itu guna mengingatkan pentingnya pemahaman filosofi dan jati diri Siliwangi meski lebih dari tujuh tahun statusnya kini Perguruan Tinggi Negeri (PTN) itu.
Hal itu penting sebab tokoh-tokoh utama dalam proses pendirian Unsil mulai Letjen TNI (Purn) Mashudi, Hasan Basri, Wasita, Agus Permadi, Oman Roosman sudah meninggal.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Snouck Hurgronje Menikahi Gadis Priangan
Makanya ia merasa perlu mengingatkan kembali agar filosofi Siliwangi yang punya prinsip dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat bisa tetap dijaga, diamankan dan dijalankan oleh siapa pun pemenang pemilihan rektor Unsil ke depan.
Meski telah ditinggal para pembesarnya, dia masih optimis dan tak berkecil hati karena masih banyak orang dalam dalam Unsil yang bisa menangkap sekaligus melanjutkan cita cita para pendiri itu.
Toh, ujar dia visi misinya sama untuk negara dan tetap sesuai prinsip Siliwangi dari rakyat, oleh dan untuk rakyat.
Sebagai bagian dari Unsil yang ikut mengembangkan, mencari mahasiswa hingga mencari sumber pendapatan tambahan, ia pun menyebut bahwa harapan mengubah status Satuan Kerja (Satker) jadi Badan Layanan Usaha (BLU) merupakan sebuah keniscayaan.
"Kita tentu harus berpikir progresif dan banyak orang dalam Unsil yang bisa memikul tanggung jawab untuk melakukannya," ujarnya.
Malah meski sudah ada di luar lingkaran Unsil, dia mengaku siap membantu sepanjang diperlukan. Apalagi sebelum jadi PTN, upaya seperti memperoleh tambahan biaya operasional pernah dilakukan seperti membuka SPBU, usaha perkebunan dan lainnya.
Hal itu menjadi bukti bahwa jiwa Siliwanginya tetap melekat dan terpatri di diri Ahman Sya. Dia juga berharap Pemilihan rektor Unsil berjalan lancar, damai, sukses dan berkah untuk semua civitas akademika Unsil dan masyarakat.
"Hanya siapapun yang terpilih, Rektor harus menjadi pemikul tanggung jawab terbesar karena dia adalah petugas utama Unsil yang harus senantiasa berinovasi dalam mengembangkan dan memperkuat kebermanfaatannya bagi masyarakat di tanah air ini," kata Guru Besar yang mulai berkiprah di Unsil mulai tahun 1982-2006 itu.***
Artikel Terkait
Universitas Perjuangan Tasikmalaya Dorong Optimalisasi Pemanfaatan Teh Pegagan
Puluhan Lansia Ceria Piknik Bersama Badut Tasik
Universitas Siliwangi Tasikmalaya Akan Menjadi Pusat Penelitian Daun Kelor
Sukses Budidaya Daun Kelor, Pria Asal Pangandaran ini Jadi Miliader
Panitia Pemilihan Rektor Unsil Tasikmalaya Mendatangi Kemendikbud Ristek
Menyelami Kedalaman Lukisan Karya Ilham 'Woreum' di Pameran Tunggal Tasik Geulis
Mengenal Ilham 'Woreum', Pelukis Muda Bertalenta dari Tasikmalaya
Masyarakat Kawung Indonesia Tanam 2000 Pohon Aren, Si Kaya Manfaat tapi Semakin Langka
Pemilihan Rektor Unsil, Ini Penjelasan Konsep WANGI yang Diusung Prof Muradi
Ternyata Ini Alasan Snouck Hurgronje Menikahi Gadis Priangan