TINTAPUTIH - Tiga kandidat yang bersaing dalam pemilihan rektor Unsil (Universitas Siliwangi) boleh jadi tengah galau.
Selain karena dituntut mengamankan suara para pendukungnya di internal senat Unsil yang berjumlah 25 orang, mereka juga perlu mencermati kemana suara menteri akan diberikan.
Bobot 35 persen yang menjadi hak suara kemendikbud ristek dalam bursa Pilrek unsil atau setara 13 suara senat bisa jadi bandul dan menentukan pemenang pada kontestasi itu.
Malah, meski acap memicu polemik, dalam beberapa pemilihan rektor di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di tanah air, adakalanya calon yang memiliki suara signifikan di internal senat, justru terpental dari bursa.
Baca Juga: Bruno Brace Lagi, Kalahkan Madura United 3-2, Persib Bandung Jaga Tren Kemenangan
Prof. H. M. Ahmansya, Sekretaris Senat Universitas Negeri Jakarta yang juga pernah lama mengabdi di Unsil membenarkan bila suara dari kemendikbud ristek akan sangat menentukan.
Artinya, siapapun yang mendapat limpahan suara dari Kementerian, maka peluang untuk terpilih jadi rektor lebih terbuka lebar.
Menurutnya, tak jarang ada calon rektor hanya dapat suara sedikit tetapi justru terpilih. Hal itu terjadi karena ada pertimbangan tertentu yang masuk berdasarkan hasil kajian mulai rekam jejak, loyalitas atau aspek dari kuatnya dorongan masyarakat dan lainnya.
Artikel Terkait
Pengundian Nomor Urut Bakal Calon Rektor Unsil, Ini Hasilnya
Ikatan Alumni Unsil Mendukung Calon Rektor Internal
Prof Muradi Ziarah Makam Pendiri Unsil Menjelang Pemilihan Rektor Unsil
Pemilihan Rektor Unsil, Prof Muradi Usung Konsep WANGI
Skema Penyelesaian Sengketa Purna Bakti Unsil Versi Prof Muradi Dinilai Paling Rasional
Senat Unsil Tetapkan Tiga Calon Rektor, Semua Calon Eksternal Kandas
Tiga Calon Rektor Unsil Punya Kans Sama untuk Mencetak Sejarah
Pemilihan Rektor Unsil Disiapkan Dengan Cara e-Voting
Pemilihan Rektor Unsil Akan Diupayakan Digelar Secara Luring
Banyak Mahasiswa Positif COVID-19, Kampus Unsil Tamansari Ditutup Sementara