TINTAPUTIH - Sebagai tenaga profesional, guru di berbagai tingkat satuan pendidikan dihadapkan pada tantangan menyusun modul ajar yang tepat.
Kepiawaian dan kecermatan dalam menyusun modul ajar ini menjadi strategis karena standar kompetensi lulusan sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya modul ajar sangat vital untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Atas dasar hal itu kalangan akademis dari Universitas Siliwangi (unsil) Tasikmalaya menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat Universitas Siliwangi skema kemasyarakatan (PbM-KM).
Tim yang digawangi oleh Vepi Apiati, M.Pd (ketua), Siska Ryane Muslim, M.Pd, Dr. Nana, M.Pd dan Dr. Iis Lisnawati, M.Pd itu menggelar pelatihan dan pendampingan penyusunan modul ajar berbasis model POE2WE bagi guru sekolah penggerak.
"Ini sebagai upaya atau pengabdian kami dalam rangka meningkatkan kompetensi guru khususnya dalam menyusun modul ajar," kata Vepi didampingi Siska, Rabu (19/10/2022).
Kegiatan ini dihelat di kampus SMA Muhammadiyah Rawa Jalan Mangunharja No. 23 Linggawangi Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya. "Ada 3 sesi kegiatan yakni tanggal 15, 17 dan 20 Oktober 2022," kata Vepi.
Kegiatan ini diikuti oleh guru dari 6 sekolah penggerak, yakni SMA Quranic Science Boarding School Kab. Tasikmalaya, SMAN 1 Karangnunggal Kab. Tasikmalaya, SMAS Muhammadiyah Rawa Kab. Tasikmalaya, SMAS Plus Al Wahid Salawu Kab. Tasikmalaya, SMAS Terpadu Al Mukhtar Kab. Tasikmalaya dan SMAS Terpadu Darussalam Kab. Tasikmalaya.

"Perwakilan guru yang hadir dari masing-masing sekolah adalah Wakil Kepsek Bidang Kurikulum, guru fisika, matematika dan bahasa Indonesia," kata Vepi.
Dia menjelaskan secara umum, penyusunan modul ajar berbasis POE2WE ini merupakan kependekan dari prediction, observation, explanation, elaboration, write, dan evaluation.
"Metode penyusunan modul ajar inilah yang kami perkenalkan kepada peserta. Metode ini juga sudah selaras dengan kurikulum merdeka belajar kampus merdeka," kata Vepi.
Siska Ryane menambahkan modul ajar yang dibuat para guru memang harus memenuhi tuntutan kurikulum. Artinya bahan belajar yang akan dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum.
"Pada kurikulum tingkat satuan pendidikan,
standar kompetensi lulusan sudah ditetapkan oleh pemerintah. Namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan, itu diserahkan sepenuhnya kepada kepada para pendidik sebagai tenaga professional," kata Siska.
Apabila modul ajar yang sesuai tuntutan kurikulum tidak ada atau pun sulit diperoleh, Siska mengatakan, maka membuat modul ajar sendiri adalah keputusan yang bijak.
Untuk menyusun atau mengembangkan bahan ajar referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat.
Artikel Terkait
Senat Unsil Tetapkan Tiga Calon Rektor, Semua Calon Eksternal Kandas
Tiga Calon Rektor Unsil Punya Kans Sama untuk Mencetak Sejarah
Pemilihan Rektor Unsil Disiapkan Dengan Cara e-Voting
Pemilihan Rektor Unsil Akan Diupayakan Digelar Secara Luring
Banyak Mahasiswa Positif COVID-19, Kampus Unsil Tamansari Ditutup Sementara
Suara Kemendikbud Ristek Sangat Menentukan Pemilihan Rektor Unsil
Nundang Busaeri Terpilih Jadi Rektor Unsil Tasikmalaya
Rektor Unsil Tasikmalaya Segera Dilantik, Ini Waktu dan Lokasinya
Mendikbud Ristek Tunjuk Dr Nundang Jadi Plt Rektor Unsil Tasikmalaya
Dr Nundang Busaeri Resmi Jadi Rektor Unsil Tasikmalaya