Menurut Ma Isah, nama cocorot sendiri ia kira karena bentuknya seperti cocopet jenis kecoa. "Mungkin karena warnanya coklat dan tekstur bungkusnya mirip badan cocopet," ungkapnya.
Janur kuning pembungkus Cocorot menang berbentuknya kerucut. Dalam tampilannya memang sekilas mirip terompet.
Setelah adonan sudah siap. Adonan Cocorot dimasukan secara perlahan menggunakan gayung kecil. "Untuk menunggu sampai matang, Cocorot dimasak dengan cara dikukus selama kurang lebih 1 jam," ucapnya.
Cocorot siap dimakan setelah dikukus selama 1 jam. Untuk memasaknya masih menggunakan alat tradisional. Dimasak diatas tungku dengan bahan bakar kayu.
Baca Juga: Ini Pemain ke-13 yang Resmi Dilepas Persib, Pernah Menjadi Pemain Terbaik Liga 1 U-19
Rasanya manis dan legit. Cara memakannya juga unik, janur yang melilit cocorot bisa ditarik satu-satu. Kemudian nikmati dari bagian atas kebawah. Sedikit kenyal dan membuat lidah bergoyang.
Untuk mendapatkan Cocorot di Pangandaran tidaklah sulit. Bagi wisatawan objek wisata pantai Pangandaran bisa didapatkan di pasar Tradiaional Pangandaran, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran.
Selain itu, banyak penjual yang menjajakan di warung-warung kecil, pusat oleh-oleh dan seluruh pasar tradisional yang ada di Pangandaran.
Di Pangandaran Cocorot sering disajikan dalam acara hajatan atau pernikahan. Bahkan menjadi salahsatu kudapan yang selalu ada dalam acara-acara penting.***
Artikel Terkait
Warga Cilacap yang Tenggelam di Pantai Barat Masih Belum Ditemukan
SEA Games 2022: Preview Timnas Indonesia U 23 Vs Filipina U 23, Kemenangan Tetap Jadi Harga Mati 'Garuda Muda'
Wali Kota Tasikmalaya Minta Kontingen KORMI Kota Tasikmalaya Pertahankan Posisi 10 Besar Forprov Jabar 2022
Korwas SD Tingkat Kota Tasikmalaya: Pemulihan Pembelajaran dari Daring ke Luring Harus Masif Dilakukan
NPCI Kabupaten Tasikmalaya Mulai Bentuk Kerangka Tim untuk Hadapi Peparda Jabar 2022